Sang Kalkulator Sukses
Terdapat seorang yang datang dari pangkalan pejuang, tepatnya di Rumah Sakit Militer. Kedatangannya ditunggu-tunggu oleh keluarganya. Suara tembakan yang kini sunyi terganti oleh tangisan bahagia. Udin lahir dari sepasang kekasih yang memiliki selisih usia 13 tahun. Uniknya, Udin lahir 11 Januari 2001. Waktu yang istimewa dikarenakan banyak angka satunya. Tidak semua orang mendapat angka cantik tersebut. Beruntungnya dia mendapat kejutan yang tidak terencana.Masa kecil Udin dialihkan untuk taman kanak-kanak dekat rumahnya. Setiap hari Pak Kuat mengantar Udin untuk menempuh perjalanan. Udin menjadi anak yang pintar sehingga ia tidak perlu ikut sekolah pendidikan anak usia dini. Kecerdasannya itu membuat ia membawa pulang 3 piala lomba, diantaranya mewarnai, gerak jalan, dan mengeja. Sungguh prestasi yang membanggakan untuk seorang anak lima tahun.
***
Ketika lulus dari masa kanak-kanak, ia melanjuti studi di SD Cendrawasih. Perjalanan ia tempuh tanpa Pak Kuat. SD adalah medan balapan bagi Udin. Hal ini terbukti dari rangking dua besar yang selalu bergulir dengan Adam. Mereka bersaing dengan sehat. Namun, hal itu terhenti ketika kelas empat karena temannya pindah rumah. Udin pun merasa dirinya bebas dari pesaing. Padahal, di atas langit masih ada langit. Udin tidak bisa meremehkan temannya yang lain. Tiba-tiba Gustav menjadi pembalap baru yang handal. Oleh karena itu, Udin tidak bisa lengah. Pesaing tersebut merupakan cambukan keras untuk Udin agar terus giat belajar.
Disamping itu, hati Udin pernah terpanggil oleh seorang perempuan yang bersamanya dalam satu sekolah dari taman kanak-kanak. Parasnya cantik dan rupawan bagaikan pelangi di atas hujan. Harapan ingin memiliki sudah melambung tinggi. Dia tak sadar terhadap bunga yang masih belum mekar dengan baik. Namun, hal tersebut hilang begitu saja ketika lulus.
***
Sikap kerja keras Udin membuatnya bisa memasuki SMP Negeri 12 dengan mudah. Sekolah tersebut termasuk bagus dan letaknya strategis dari rumahnya. Banyak teman baru yang didapatkan. Akan tetapi, tidak semua diambil. Udin hanya dekat dengan teman tanpa kasus kejahatan. Selain itu, eskul futsal dan badminton menjadi teman baiknya ketika SMP.
Udin sering main permainan di rumah temannya saat masih kelas 8. Akan tetapi, karena penasaran, dia mencoba main di warung internet berkat saran temannya. Udin bermain point blank, permainan tembak-tembakan yang sedang populer saat itu. Tak disangka, lama-kelamaan dia menjadi ketagihan. Udin sering bermain dengan temannya di warnet sampai lupa waktu. Setiap tanggal merah, dia gunakan untuk ke warnet. Bahkan, ia pernah bermain hingga larut malam di tahun baru. Tapi di sisi lain, Udin pun tidak pernah sampai membawa bantal ke warnet. Menurutnya, lebih baik dia tidur di rumah karena bisa bebas untuk mengistirahatkan diri.
***
Udin adalah anak yang mandiri. Sejak kelas 9, dia sudah terpikirkan untuk memulai bisnis. Awalnya karena iseng saja. Bisnis yang ia pilih adalah jual beli barang yang ada di permainan tersebut. Dia memilih itu karena permainan sedang populer di kalangan anak muda. Udin merasakan hal yang dirasakan para pebisnis pemula, yaitu susahnya mendapat kepercayaan dari pembeli. Meskipun itu, Udin tidak menyerah. Ia terus mencobanya dengan menggonta-ganti bisnisnya.
Udin pernah mencoba bisnis media sosial dengan menjual jasa pengikut otomatis. Hasilnya pun lumayan memuaskan. Setelah bisnis tersebut gulung tikar, dia beralih bisnis mobile legends. Mobile legends adalah permainan laga yang populer di karangan anak kecil sampai dewasa. Dia memanfaatkan hal tersebut. Tak disangka-sangka, uang yang dihasilkannya pun bertambah banyak. Udin pun bisa membeli barang dengan uang sendiri.
“Lanjutin terus, Nak,” ujar ayahnya dengan bangga.
“Siap, Pak,” ucap Udin dengan semangat.
“Tapi, jangan lupa, kamu adalah seorang pelajar. Jadi, jangan lupa untuk belajar juga ya,” ucap ayahnya yang berlaku bijak.
“Kalau itu sih pastinya, Pak,” jawab Udin dengan senyuman percaya diri.
***
Salah satu hal terindah untuknya yaitu ketika momen perpisahan masa SMP di Yogyakarta. Untuk pertama kali ia memeluk perempuan yang dicintainya. Perempuan itu adalah kembang desa di sekolah. Hal tersebut dilakukannya karena ia masih belum mengerti tentang dirinya. Kejadian tersebut berawal dari pengumuman juara umum. Udin terpilih yang menjadi nomor satu. Sujud syukur pun dilakukannya. Teman-temannya berbangga dengan Udin karena memang dia yang pantas untuk menerimanya. Tangis haru memenuhi kerjadian itu. Banyak orang yang mengucapkan selamat kepadanya.
Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh yang menandakan bahwa ia harus istirahat. Saat Udin masuk kamar, pintu pun berbunyi. Perempuan itu datang dengan tangisan di mukanya. Temannya bilang ia sedih karena tak kuat untuk berpisah. Udin pun berusaha menenangkannya. Rasa hangat pun ia berikan dengan pelukan sayang. Terjadilah penampakan yang tidak pernah Udin bayangkan. Rasa tidak percaya yang terbukti telah dilakukannya. Tak ada oposisi dari kedua pihak. Udin menambah kehangatan dengan mengajaknya makan malam bersama. Akhirnya suasana tenang menghampiri mereka.
Kelanjutan hubungan setelah mereka berpisah pun masih baik-baik saja. Meskipun sudah tidak sering bertukar informasi, tetapi Udin tahu dia tidak memiliki lelaki lain di hatinya. Mereka saling paham tentang konsekuensi cinta. Mereka yakin bahwa jodoh ada di tangan Tuhan.
***
Udin memilih SMAN 1 karena ia melihat peluang dari jalur CIBI. Dia mendaftar dengan teman-teman seperjuangannya. Keberhasilan menghampiri Udin. Dia berhasil masuk kelas istimewa terseubut. Saat awal masuk, raga Udin masih sulit untuk menebar sikap aslinya. Dia butuh adaptasi dengan medan yang baru diinjaknya.
Waktu luang adalah hal yang dimiliki setiap insan. Udin mempergunakannya untuk bermain permainan kesukaannya, yaitu mobile legends. Dia menjalani itu bersama komunitas yang diikutinya. Impiannya yaitu ingin terkenal dengan menjadi pemain saber yang terbaik. Meskipun itu, tidak semua harinya ia berikan kepada permainan tersebut. Dia juga anak yang rajin, suka belajar, dan bisa mengatur waktu.
Hasil perjuanngannya tidak sia-sia. Dia selalu menempati 5 besar di antara teman kelasnya. Akan tetapi, dia tidak pernah memegang piala ketika ikut kompetisi. Bukan berarti hal tersebut menandakan bahwa dia adalah anak yang gagal. Udin sekarang mengerti bahwa banyak orang yang lebih pintar dari dirinya.
Sifat suka menghitung sudah tertanam di hati Udin. Dia mengisi waktu SD, SMP, dan SMA dengan penuh angka di otaknya. Matematika adalah hal yang sering orang kaitkan dengan Udin. Banyak temannya mengatakan bahwa dia adalah Si Jago MTK. Banyak guru matematika yang mengenal Udin. Hal tersebut dibuktikan dari kepintarannya ketika menjawab soal rumit. Anehnya, dia tidak selalu sedia payung sebelum hujan, tetapi hanya mengikuti arus air yang sedang mengalir.
Akhirnya bakat Udin bisa tersalurkan di SMA dengan mengkuti eskul Math Club yang berisikan orang-orang seperti Udin. Bahkan, dia berhasil mengalahkan 3 orang temannya untuk menjadi Sang Pemimpin. Kesukannya terhadap matematika membuatnya ingin mengambil statistik di Universitas Indonesia.
Pembuat : Admin Pintar Kuy
Itu hasil buatan admin, jadikan contoh ya. Jangan dijiplak untuk kecurangan. Buatlah sesuai cerita teman sebangkumu! Lakukan dengan senang hati. Jadilah sebuah cerpen biografi penuh makna.
Semoga dapat bermanfaat bagi pelajar sekalian. Bagikan juga ke teman-temanmu.
Comments